doa pengikat hati

Yaa Alloh, sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati-hati ini telah berkumpul dalam cinta hanya kepada-Mu, bertemu dalam ketaatan kepada-Mu bersatu dalam dakwah-Mu, berjanji setia untuk membela syari'at-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertalian ini, abadikanlah kasih sayang ini, tunjukkanlah jalan kami, dan penuhilah dengan cahya-Mu yang tak pernah padam, lapangkanlah dada ini dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma'rifat-Mu, dan matikanlah dalam syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amien.....

Selasa, 03 Februari 2009

Bangun Cinta atau Jatuh Cinta?

Ada 2 hal ketika kita bertemu Cinta,
Jatuh Cinta dan Bangun Cinta, padamu saudaraku kusarankan memilih yang kedua terlebih dahulu, mengapa?

Bukankah kata orang Jatuh Cinta itu indah?

Bangun cinta?

Belum pernah denger tuh istilah bangun Cinta, mungkin itu yang terlintas di pikiran anda ketika membaca coretan sederhana ini. Kalau begitu mari kita coba kupas sedikit kedua hal tersebut. Dengan suatu logika sederhana, sesuatu yang diawali kata “JATUH” akan terasa sakit, begitu juga dengan jatuh cinta, ketika kita jatuh cinta, namun tidak menemukan muaranya yaitu kebersamaan dengan sang kekasih dalam koridor batasan Syariat yaitu pernikahan yang sah dan barokah, maka hal itu akan menyisakan luka di hati, beda halnya dengan sesuatu yang diawali dengan kata “BANGUN”, ada seberkas energi positif didalamnya. Bangun Cinta merupakan kerja kita untuk menumbuhkan cinta sehingga semakin hari, cinta itu semakin menjulang tinggi ujungnya, namun tetap kuat dan kukuh pondasinya. Salim A Fillah dalam salah satu bukunya menuliskan Jika kita menghijrahkan cinta, dari kata benda menjadi kata kerja,maka tersusunlah sebuah kalimat peradaban dalam paragraf sejarah. Jika kita menghijrahkan cinta,dari jatuh cinta menuju bangun cinta,maka cinta menjadi sebuah istana, tinggi menggapai surga, maka sudah seharusnya kita jadikan cinta itu sebagai kata kerja, karena dengan begitu cinta itu akan membuahkan suatu hasil yang dapat menenangkan dan memuaskan hati kita.


Seorang teman pernah berujar jika kita jatuh cinta dengan orang yg kita nikahi itu adalah kemungkinan, namun jika kita bangun cinta dengan orang yg sudah kita nikahi itu adalah kewajiban.

Lalu apakah salah jika kita jatuh cinta?

Memang tidak salah saudaraku, namun jika jatuh cinta ini tidak menemukan muaranya yang pas, atau harus bermuarakan dalam kubangan lumpur yg menyesakkan bukankah malah menjadi penderitaan?

Lain halnya jika jatuh cinta itu bermuarakan dalam suatu muara yang pas, seperti diungkapkan diatas, yaitu pernikahan yang sah dan barokah, jika kita ibaratkan maka seperti pertemuan samudera yg bersih,dengan hangatnya air laut, maka jatuh cinta itu akan berkembang menjadi sebuah koloni kehidupan yang mendamaikan setidaknya sedap dipandang mata,hati,dan pikiran coba tengoklah sejenak kehidupan muara di pantai, ada rindangnya bakau, ada indahnya kicau burung pantai, ada debur ombak halus, ada angn sepoi, ada pasir halus, dan ada hal-hal lain yang dapat menenangkan jiwa kita.


itulah jatuh cinta yang benar, tergantung bagaimana muaranya dan bagaimana kita mengalirkannya, mengalirkan kalbu ini ke Muara yg terbaik yaitu Pernikahan yang Sah dan Barokah.


Dan bagaimana mengupayakan gemuruh cinta di hati ini dari yang kita awali dengan Bangun Cinta menjadi Jatuh Cinta…

Jatuh Cinta yang tak lagi terbalaskan dengan sakit di hati….

Jatuh Cinta yg hakiki karena Alloh Subhanahu wa ta’ala....

Wallohu a’lam.

Jazakalloh khoiron katsiron kepada akh Pani yang bersedia berdiskusi, afwan ane tulis kembali pemikiran antum disini.

1 komentar:

nugroho putu mengatakan...

wah, sebagai orang yang telah lama menikah-pun ane masih ngerasa membutuhkan taujih seperti ini...
jazakumulloh, akhi...
Semoga Alloh tunjukkan jodoh terbaik untuk antum.