doa pengikat hati

Yaa Alloh, sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati-hati ini telah berkumpul dalam cinta hanya kepada-Mu, bertemu dalam ketaatan kepada-Mu bersatu dalam dakwah-Mu, berjanji setia untuk membela syari'at-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertalian ini, abadikanlah kasih sayang ini, tunjukkanlah jalan kami, dan penuhilah dengan cahya-Mu yang tak pernah padam, lapangkanlah dada ini dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma'rifat-Mu, dan matikanlah dalam syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amien.....

Senin, 29 Juni 2009

Menikah antara Teori vs Praktek

Judul yang hiperbolis?
tidak juga, disini kita akan bicara sedikit antara teori dan praktek dalam pernikahan. Kok sedikit? ya iyalah, lha yang nulis kan belum menikah, jadi hanya bisa cerita sedikit dari sisi kalangan akademisi (maksudnya kalangan yang bergelut dengan teori-teori), ^_^.
Oke, tulisan ini terinspirasi dari sebuah topik di forum diskusi (Forum Sholahudin), salah seorang member (pak A-HA), beliau menuliskan di topik tersebut seperti ini "Dalam teori vs praktek.... nikah itu sama dengan berenang. Meskipun antum belajar berenang dengan 10 buku tebal, tetapi nggak pernah nyemplung ke air... insya Allah antum tenggelam ketika nyemplung ke air. Sebaliknya... orang desa yg tanpa teori, tetapi nyemplung duluan sambil belajar, maka dia akan bisa berenang.. meskipun akan sulit jadi perenang hebat jika belajar berhenti sampai disitu. Dalam soal nikah, terlalu banyak romansa didalamnya yang hanya bisa dirasakan, tetapi sulit diteorikan. Itulah kenapa Rasulullah sampai menyampaikan bahwa nikah adalah setengah Din"

Yup, tulisan beliau, sepertinya sudah mewakili untuk tulisan ini, tapi ijinkan saya sedikit saja berbicara mengenai hal ini dan mohon koreksi jika ada salah dari saya.

Ilustrasi lain yang mungkin menggambarkan hal tersebut adalah ketika kita duduk di bangku SMA dan belajar Fisika, di dalam kelas kita belajar tentang teori pembiasan cahaya, Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke yang lain. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam medium berlainan. Ketika memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika keluar dari prisma. Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat. Cahaya yang kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya akan dibelokkan dua kali, ketika masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya terjadi.
Tetesan air hujan dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya mirip sebuah prisma. Dalam kondisi yang tepat, pembiasan cahaya ini membentuk pelangi.

Panjang ya teori bagaimana pelangi itu terbentuk. Itu teori. lalu apakah pelangi itu indah?
saya yakin tidak akan bisa kita katakan pelangi itu indah hanya berbekal teori tersebut, kita akan bisa katakan bahwa Pelangi itu indah ketika kita benar-benar melihatnya. begitu bukan?

Sudah banyak buku yang mengupas hal-hal pernikahan, buku-buku tersebut tidak hanya menyampaikan hal-hal indah dalam pernikahan dan kehidupan rumah tangga tapi juga problematika yang mungkin akan muncul setelah menikah dan memulai kehidupan berumah tangga. Kalau begitu apakah teori dalam pernikahan itu perlu?
Jelas teori itu tetap diperlukan, paling tidak teori-teori dasar tentang pernikahan dan hidup berumah tangga, sehingga ketika memulai kehidupan yang baru kita tidak terlalu kaget dengan hal-hal yang menjadi problem dalam kehidupan berumah tangga. Namun jangan terlalu asyik dalam berteori sehingga lupa untuk mempraktekkan teori yang sudah dipelajari, seperti ilustrasi yang digambarkan diatas. Ketika kita belajar teori tentang berenang maka kita tidak bisa mengatakan bahwa berenang itu mengasyikkan, dan juga kita tidak dapat mengatakan berenang itu menyehatkan hanya dengan membaca teorinya, sebelum kita benar-benar mempraktekkan berenang dan merasakan manfaatnya, begitu halnya dengan teori pembiasan cahaya dalam mata pelajaran Fisika yang saya sebutkan diatas. Oleh karena itu ketika orang sudah mengatakan siap untuk menikah salah satu kesiapannya adalah pengetahuan akan hal-hal dasar (minimal) mengenai pernikahan (teori), selain kesiapan mental akan amanah dan tanggung jawabnya sebagai suami nantinya, dan juga kesiapan dalam hal finansial. Jadi sudah seharusnya antara teori dan praktek berjalan beriringan.

Tidak ada komentar: